Jumat, 11 Juni 2010

Jangan Berbohong

Suatu hari Nabi Isa alaihissalam, mengajak salah seorang muridnya mengitari daerah untuk berdakwah. Tiba di satu tempat, muridnya kecapaian dan kelaparan maklum jarak yang ditempuh cukup jauh hingga menguras tenaga, dalam lelah dialog guru dan murid pun terjadi.
Murid. Wahai Nabi Allah, jujur saja saya sudah tidak kuat lagi melanjutkan perjalanan, saya sangat lapar karena tadi saat pergi tidak sarapan.
Nabi Isa as : oh, tunggu sementara aku salat dan berdoa mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan rezekinya kepada kita. Amin.
Saat Nabi Isa tengah melakukan salat, datanglah seseorang warga yang mengenalinya dan memberikan 3 potong roti. Sang murid kemudian membuka dan mengambil satu potong roti dan memakannya, dalam hati bergumam. Nabi Isa as kan sedang salat jadi tidak tahu jika rotinya aku makan. Selesai salat dan berdoa nabi Isa menanyakan ke mana satu lagi roti, setahu saya semuanya ada 3 potong siapa yang makan.
Murid. Tidak tahu sungguh saya tidak mengambil.
Nabi Isa as. Kalau bukan kamu yang mengambil biarlah ayo kita lanjutkan perjalanan.
Keduanya pun melanjutkan perjalanan, sedang asyik melangkah tiba-tiba ada orang buta meminta pertolongan agar disembuhkan dari butanya. Nabi Isa as pun mengusap muka orang itu dan langsung dapat melihat.
Murid. Kenapa anda bisa menyembuhkan orang buta tadi, hanya dengan mengusap mukanya langsung sembuh.
Nabi Isa as, saya kan Rasul di beri muzizat, yang buta saja bisa sembuh apa lagi hanya sekedar mengetahui siapa yang mengambil roti.
Murid. Dengan kaget berkata saya sungguh tidak tahu siapa yang mengambil roti.
Di tengah jalan berikutnya, ada seorang senang menangis meratapi Kematian ayahnya, dengan iba memohon kepada Nabi Isa as agar bapaknya dapat hidup kembali, Nabi Isa as, Mengusap tubuh orang itu, seketika hidup kembali.
Murid. Loh kenapa orang mati itu dapat hidup lagi hanya sekedar disentuh tangan anda, tanyanya penuh heran.
Nabi Isa as. Sudah kubilang Allah SWT memberi muzizat kepadaku dapat melakukan itu. Orang mati saja dapat hidup kembali apa lagi sekedar mengetahui yang mengambil roti.
Murid. Sungguh kalau saya tahu pasti akan mengatakannya, tapi saya benar-benar tidak mengetahuinya.
Saat di tepi hutan, perjalanan terhenti karena ada sebongkah batu besar menghalangi, Nabi Isa as memegang batu itu seketika berubah menjadi emas murni yang berkilau.
Murid. Wahai nabi Allah kepada siapa emas ini akan di berikan.
Nabi Isa as. Emas ini akan saya berikan kepada orang yang mengambil sepotong roti, namun saya bingung siapa sih orangnya.
Murid. Saya jawabnya sambil berteriak.
Di tempat itu Nabi Isa as meninggalkan muridnya yang lebih mementingkan kekayaan ketimbang kejujuran. Saat asyik dengan emasnya, tiba-tiba datang tiga orang rampok, kemudian membunuh sang murid dan mengambil emasnya. Saat rampok membawa emas, jalanan licin ketiganya terperosok ke jurang akhirnya mati berjamaah. Bongong mengantar kita merugi. Kang Alim di tukil dari Jamharotulaulia

Tidak ada komentar: